Sejarah Hari Raya Imlek, Tahun Baru China Dari Tahun Ke Tahun

Pada upacara ini, sekaten memiliki arti yaitu perasaan
senang dan tanda syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu
perayaan upacara ini diselenggarakan dengan suasana meriah dan penuh sukacita.
Sekaten juga memiliki penyerapan kata yang berasal dari kata Arab syahadatain
yang berarti kalimat syahadat. Kalimat ini sering diucapkan saat sesorang ingin
memeluk agama islam.
Upacara sekaten pada hakikatnya adalah suatu tradisi yang
diwariskan dari nenek moyang kita. Awal mulanya, upacara sekaten diselenggarakan
setiap tahun oleh raja di Tanah Hindu untuk selamatan para leluhur. Namun
seiring dengan perkembangan zaman, upacara sekaten ini sebagai sarana
menyebarkan agama Islam dengan kesenian gamelan.
Selain itu, upacara sekaten digunakan oleh Wali Songo
agar menarik perhatian masyarakat terhadap agama islam. Pada upacara ini
terdapat perpaduan antara seni dan dakwah melalui cara ini masyarakat
diperkenalkan dengan agama islam. Dan pada saat itu masyarakat sangat menyukai
gamelan, oleh karena itu setiap upacara sekaten kesenian gamelan selalu
diselenggarakan secara bersamaan.
Untuk menyelenggarakan upacara sekaten, biasanya diadakan
pasar malam selama satu bulan penuh. Setelah itu dilakukan tahapan membunyikan
gamelan dengan lagu-lagu yang diciptakan Walisanga pada jaman Demak, diarak
menuju Masjid Agung dan dibunyikan dengan nonstop secara bergantian.
Upacara sekaten ini terdapat dua tradisi yaitu Gerebek
Muludan atau Maulid Nabi dan Numpak Wajik. Gerebek Muludan diselenggarakan pada
acara puncak dari upaca sekaten.
Numpak Wajik adalah awal dari pembuatan kirab gunungan
yang akan diarak saat Gerebek Maulid Nabi atau Muludan yang dilaksanakan dua
hari sebelum Gerebek Muludan. Lagu yang
di mainkan saat Numpak Wajik ialah lagu Jawa seperti Tundhung Setan, Owal Awil dan
sebagainya.
Acara akan berlanjut dengan diadakannya Gerebek Maulid
Nabi yang berupa kirab gunungan yang berisikan beras ketan, buah-buahan, dan
sayur-sayuran yang dibawa dari Istana Kemandungan ke Masjid Agung untuk
didoakan. Setelah didoakan bagian gunung yang dianggap sakral akan dibawa
pulang untuk ditanam di sawah ataupun ladang, hal tersebut dipercaya agar warga terbebas dari bencana.
Komentar
Posting Komentar